Al-Ain (sakit kena mata)
by Mohamed Ibrahim Maricar on Thursday, September 29, 2011 at 8:25am
Al-Ain (sakit kena mata)
Rasulullah bersabda,
“Kebanyakan orang yang meninggal dari umatku setelah qadha’ dan qadar Allah kerana sebab ‘ain”.
Hadits ini di hasankan Ibnu Hajar dalam Fathul Bari dan Syeikh Al-Albani dalam As-Silsilah Ash-Shahihah.
Rasulullah bersabda “Ain boleh menyebabkan seseorang masuk kubur (meninggal) dan boleh menyebabkan seekor unta masuk tungku”. (Shahih Al-Jami’).
Rasulullah bersabda:
العين حق و يحضرها الشيطان و حسد ابن آدم
“Penyakit ‘ain (kena mata) adalah benar, disertai syaitan dan hasad anak Adam”.
Asal hadits ini dalam Shahih Bukhari dan tambahannya diriwayatkan oleh Ahmad.
Hadits yang mulia ini menunjukkan bahwa pada setiap orang ada syaitan-syaitan dari bangsa jin yang selalu mengawasi untuk menyakitinya. Demikian juga setiap orang boleh menjadi sasaran hasad sehingga tidak ada seorangpun yang selamat dari ‘ain kecuali orang yang Allah melindunginya.
Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata, “Hasad adalah salah satu penyakit di antara penyakit-penyakit hati. Penyakit ini umum, yang mana tiada orang selamat darinya kecuali sedikit di antara manusia, sehingga dikatakan, “Tidak ada jasad yang lepas dari penyakit hasad, akan tetapi seorang pencela menampakkannya sedangkan seorang mulia menyembunyikannya”.
Hasan Bashri pernah ditanya, “Apakah seorang mukmin memiliki penyakit hasad?”.
Dia menjawab, “Apakah kamu lupa dengan saudara-saudara Yusuf?
"Akan tetapi tahanlah hasad tersebut di dalam dadamu, sesungguhnya hasad tersebut tidak akan memudharatkanmu selama kamu tidak menampakkannya dengan tanganmu atau lisanmu”. (Kitab As-Suluk karya Ibnu Taimiyah).
Ibnu Hajar berkata dalam menjelaskan hadits ‘Penyakit ‘ain (kena mata) adalah benar’, “
Hal ini kadang membingungkan sebagian manusia, mereka berkata, ‘Bagaimana ‘ain bekerja dari jauh sehingga bisa memudharatkan orang yang dilihat’. Banyak orang yang menderita sakit dan kekuatan tubuhnya melemah hanya kerana sebab di pandang, semua ini karena apa yang Allah ciptakan di dalam ruh (ruh setan) dari pengaruh dan karena sangat besarnya keterkaitannya dengan mata, maka dinasabkan kepada mata. Sebenarnya yang mempengaruhi bukan mata akan tetapi pengaruhnya dari ruh. Pandangan yang keluar dari mata orang yang melihat adalah anak panah secara maknawi, apabila mengenai badan orang yang tidak ada pelindungnya akan mempengaruhinya, jika ada pelindungnya, anak panah tersebut tidak boleh menembus bahkan di kembalikan kepada pemiliknya sebagaimana anak panah sebenarnya. (Fathul Bari 10/212).
Jadi yang keluar dari ‘ain adalah sifat yaitu racun lisan (perkataan) dengan dalil bahwa seorang buta bisa menimpakan penyakit ‘ain kepada orang lain. Kemudian syaitan yang menanti-nanti pensifatan yang tidak disertakan nama Allah padanya mengambilnya dan memberikan pengaruh pada badan orang yang dihasadi (dengan izin Allah) jika dia tidak memiliki perlindungan diri.
Maka hendaknya diketahui bahwa setiap orang meskipun boleh memudharatkan orang lain dengan izin Allah dengan mensifati orang lain dengan suatu sifat tanpa menyebut nama Allah, akan tetapi perbuatan ini haram karena termasuk racun perkataan yang dilarang. Ibnu Hajar berkata, “Sesungguhnya ‘ain bisa terjadi kerana kagum dan tanpa ada hasad dan bisa berasal dari orang yang mencintai orang lain tersebut atau boleh berasal dari orang soleh. Orang yang kagum kepada sesuatu hendaknya mendoakan orang yang dia kagumi dengan barakah sehingga ini menjadi ruqyah”. (Fathul Bari (10/215).
Dalam sebuah hadits dari Abu Umamah bin Sahl bin Hanif berkata, “Bapakku Sahl bin Hanif mandi di Kharrar (lembah di Madinah) dengan melepaskan jubahnya sedangkan ‘Amir bin Rabi’ah melihatnya. Sahl bin Hanif seorang yang sangat putih dan bersih kulitnya, maka ‘Amir berkata, ‘Aku belum pernah melihat seperti hari ini, aku belum pernah melihat kulit seperti kulit gadis pingitan’. Maka Sahl bin Hanif sakit panas di tempatnya dan semakin keras sakitnya. Maka Rasulullah diberitahu akan sakitnya Sahl. Dikatakan kepada Rasulullah bahwa Sahl tidak bisa mengangkat kepalanya. Rasulullah berkata, “Apakah kamu menuduh seseorang?”. Mereka menjawab, “’Amir bin Rabi’ah”. Maka Rasulullah memanggil ‘Amir bin Rabi’ah dan memarahinya, “Kenapa salah seorang di antara kamu membunuh saudaranya?. Kenapa kamu tidak mendoakannya dengan barakah?. Mandilah untuknya!”. Maka ‘Amir membasuh wajahnya, kedua tangannya, kedua sikunya, kedua lututnya, ujung kedua kakinya, sarungnya bagian dalam pada sebuah bejana kemudian diguyurkan/siram kepada Sahl dari belakang tubuhnya maka sembuhnya Sahl seketika itu juga”. (Shahih Al-Jami’: 3908).
Rumusan hadits:
1- Ketika ‘Amir mensifati Sahl dengan tanpa menyebut nama Allah, maka setan mengambil peranan untuk menyakiti Sahl dengan pensifatan ini.
2- Berdzikir dengan menyebut nama Allah atu mendoakan barakah bisa menghalangi gangguan jin pada orang yang dilihat.
3- Rasulullah memerintahkan ‘Amir untuk mandi. Ibnu Al-Qoyyim berkata, “Sesungguhnya lipatan-lipatan tubuh dan ujung-ujung tubuh dan sarung bagian dalam, ini adalah tempat-tempat istimewa bagi ruh-ruh syaitan”. (Zad Al-Ma’ad: 4/163). Tujuannya kerana setiap orang memiliki bebauan dan keringat yang berbeda dengan orang lain, ini boleh diketahui oleh anjing dan syaitan yang berangkat dari orang yang menimpakan ‘ain juga mengetahui ini. Maka ketika diambil keringatnya atau air ludahnya kemudian digunakan untuk memandikan atau diminumkan kepada orang yang kena ‘ain apabila gangguannya pada perutnya, maka setan tersebut akan menjauhi orang yang kena ‘ain ini karena syaitan tersebut terikat dengan sifat kekaguman orang yang menimpakan ‘ain. Maka seolah-olah orang yang menimpakan ‘ain tersebut telah mengalahkan syaitan dengan masuknya keringatnya ke dalam badan orang yang terkena ‘ain sehingga ketika itu juga syaitan tersebut terlepas keluar dari tubuh orang yang kena ‘ain.
4- Dalam hadits disebutkan air bekas basuhan ‘Amir diguyurkan kepada Sahl dari belakang tubuhnya, maksudnya adalah diguyurkan di tempat penglihatan orang yang menimpakan ‘ain. Karena syaitan yang menyakiti Sahl karena sifat (ucapan) sangat putihnya kulit Sahl maka ini umum untuk seluruh tubuhnya sehingga air tersebut diguyurkan dari atas kepalanya agar mengenai seluruh tubuhnya yang terkena ‘ain. Seandainya orang yang terkena ‘ain kerana disifati banyak makan sehingga perutnya sakit maka keringat atau air liur tersebut harus sampai ke dalam perutnya karena di dalam perutlah tempat terkena ‘ain.
5- Dalam riwayat lain Rasulullah memukul dada Sahl dan berkata, “Ya Allah hilangkan darinya panas, dingin dan pengaruh‘ain”. Ini dalil yang jelas bahwa ‘ain diikuti oleh syaitan dan mengganggu anggota tubuh orang yang kena ‘ain sehingga menimpa mangsa ‘ain dari sempit di dada –karena ditekan syaitan. Di antara tanda gangguan syaitan sebagaimana dalam hadits: punggung panas, ujung-ujung tubuh dingin, tubuh lemah disertai dengan rasa sempit di dada yang sering mengeluh, pesimis dan mudah emosi.
6- Apabila orang yang terkena ‘ain tidak menuduh seseorang (tidak bisa menduga) yang menimpakan kepadanya ‘ain maka disyariatkan untuk dibacakan ruqyah.
Rasulullah s.a.w. bersabda, “Jagalah (perintah) Allah niscaya Allah akan menjagamu”.
2- Memperbanyak dzikir yang bersumber dari Al-Qur’an dan As-Sunnah dengan berdzikir di setiap waktu seperti dzikir setelah shalat lima waktu, dzikir pagi dan petang, dzikir akan tidur, dzikir bangun tidur dan lain-lainnya.
Amalan untuk mengangkat musibah (sakit ‘ain) dengan izin Allah:
1- Yakin dan berbaik sangka kepada Allah ketika diruqyah dan jangan hanya sekedar cuba-cuba berubat dengan Al-Qur’an akan tetapi harus yakin bahwa di dalam Al-Qur’an ada ubat.
Allah berfirman: “Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian”. (QS. Al-Isra’: 82).
2- Mengagungkan Allah, kembali dan taubat kepada-Nya serta berdoa kepada-Nya. Dialah satu-satunya Pemberi kesembuhan. Jika engkau meruqyah dirimu sendiri, ini lebih utama dari pada diruqyah orang lain.
3- Berbuat baik kepada orang lain dan bersedekah.
Rasulullah bersabda, “Sesiapa menghilangkan musibah yang menimpa seorang mukmin dari musibah dunia, Allah akan menghilangkan untuknya musibah dari musibah akhirat. Sesiapa yang memberikan kemudahan kepada seorang yang kesulitan, Allah akan memberikan kemudahan kepadanya di dunia dan di akhirat. Sesiapa yang menutupi aib seorang muslim, Allah akan menutupi aibnya di dunia dan di akhirat. Allah akan menolong hamba-Nya selama hamba tersebut mau menolong saudaranya”[HR Muslim.]
Dalam sebuah hadits dari Abu Umamah, Rasulullah bersabda, “Obatilah orang-orang sakit kalian dengan sedekah”. (Shahih Al-Jami’: 2358).
Hubungan antara ‘ain dengan sihir
Ketika Allah berfirman dalam surat Al-Falaq:
“Dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki”. (QS. Al-Falaq: 4-5).
Allah menggabungkan antara sihir dan hasad. Ini mengisyaratkan adanya hubungan antara keduanya yaitu bahwa seorang penyihir menghembuskan pada buhul dari rambut atau kuku yang digunakan untuk mengikat syaitan yang akan menyakiti orang yang disihir. Sedangkan seorang yang hasad mengikat setan dengan sifat kekaguman yang tidak disebutkan nama Allah padanya untuk menyakiti orang yang dikenai ‘ain.
Keduanya bisa memudharatkan dan keduanya serupa dalam menimbulkan pengaruh sakit akan tetapi berbeda dalam sarananya.
* Allah berfirman: “Dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki”. (QS. Al-Falaq: 4-5).
Kenapa wanita-wanita tukang sihir dima’rifatkan dan dinakirahkan apa yang sebelumnya dan setelahnya?. Kerana setiap wanita penyihir memiliki kejahatan adapun setiap malam dan setiap pendengki tidak memiliki kejahatan.
* Orang-orang awam berkata, “Apabila orang yang menimpakan ‘ain mengetahui bahwa keringat atau air liurnya diambil maka bekas tubuhnya ini tidak akan bermanfaat. Ini salah karena menyelisihi hadits ‘Amir dengan Sahl karena Rasulullah berkata kepada ‘Amir “Mandilah untuk saudaramu”, dan ‘Amir mengetahuinya dan ini menyembuhkan ‘ain yang menimpa Sahl.
* Pandangan beracun yang disebutkan para ulama, mereka mengkiaskan dengan abtar dan dzat Ath-Thaffatain (nama-nama ular yang bisa menggugurkan kandungan dengan pandangan matanya). Sebagaimana ayam jago memiliki kekuatan mata untuk melihat malaikat dan anjing dan keledai mampu melihat setan. Adapun manusia, kekuatan racunnya yang bisa menyakiti orang lain tidak dari dirinya akan tetapi dari pensifatan yang tidak disertai penyebutan nama Allah sebagaimana dalam hadits;
“Penyakit ‘ain (kena mata) adalah benar, disertai syaitan dan hasad anak Adam”, dan bukan dengan alat mata sebagaimana yang telah dijelaskan Ibnu Hajr. Rasulullah juga belindung dari jin dan pandangan manusia karena adanya keterkaitan antara keduanya.
Semoga shalawat dan salam senantiasa tercurah untuk Nabi kita Muhammad, keluarganya, para sahabatnya dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan ihsan sampai hari kiamat. Amin……
Sumber: Kaifa Tu’alij Maridhaka Birruqyah Asy-Sya’iyyah karya Dr. Abdullah bin Muhammad As- Sadhan oleh Oleh Rohmatullah Ngimaduddin, Lc.
--------------------------------------------------------------------
Utusan Malaysia 31 mac 2002
Gangguan bayi menangis malam
Soal Jawab Agama Bersama Dr. Amran Kasimin
SOALAN
Saya seorang ibu yang bekerja di pejabat dan beranak satu. Anak kecil saya yang berumur hampir lapan bulan begitu sukar tidur. Apabila tidur, dia mudah terjaga, biarpun oleh bunyi yang sedikit. Pernah dia menangis hingga hampir dua jam di tengah malam tanpa sebab. Matanya terbeliak ke atas, seolah-olah melihat sesuatu yang menakutkan.
Keadaan yang sering berulang ini menyebabkan kami tertekan, cepat marah kerana tidak cukup tidur apatah lagi terpaksa bekerja pada keesokan harinya. Apakah yang perlu saya lakukan untuk mengatasi masalah ini? - NURMALIA, Kampung Bongek, Rembau.
Ada bayi yang masih dalam hari tidur nyenyak di siang hari, tetapi mula menangis pada masa-masa tertentu sama ada pada tengah malam, petang ataupun bila-bila masa tanpa sebab yang jelas.
Terdapat juga bayi yang mula menangis apabila tidurnya terganggu, biarpun oleh suara yang perlahan seperti bunyi benda jatuh, bunyi tapak kaki, bunyi pintu tertutup dan sebagainya. Pada kebiasaannya tangisan akibat gangguan tersebut berlaku dalam tempoh yang singkat.
Tangisan biasa selalunya ada kaitan dengan punca yang jelas seperti tercucuk pin pakaian, pakaian terlalu ketat menyebabkan bayi terasa tidak selesa, lampin basah, rasa terlalu panas, sakit perut, dahaga, lapar, rasa kesepian dan sebagainya.
Sesetengah bayi atau anak kecil akan menangis apabila berubah tempat tidur, dari tempat gelap yang biasa dia tidur berpindah ke tempat terang atau sebaliknya. Anak-anak yang dibawa balik kampung menghadiri majlis kenduri mungkin akan menangis kerana suasana tempat tidur yang berubah atau sebaliknya.
Walaupun demikian, tangisan yang memanjang seperti yang berlaku kepada anak puan tidak semestinya mempunyai sebab atau punca yang jelas. Tidak semestinya kerana lapar, dahaga, kesejukan, panas atau kehilangan orang yang selama ini berada di sampingnya, iaitu si ibu.
Ada orang yang mengaitkan keadaan sedemikian rupa, yang dikenali sebagai sawan tangis ini, akibat gangguan makhluk-makhluk halus, tidak kira sama ada gangguan tersebut akibat perbuatan makhluk halus yang dilibatkan dengan perbuatan manusia, ataupun akibat gangguan jin yang menggemari manusia, sejak seseorang itu dilahirkan, yang dikenali sebagai qarin atau makhluk halus yang datang menumpang bersama manusia.
Perkataan qarin berasal daripada bahasa Arab bererti teman atau pasangan. Istilah qarin bererti roh-roh jahat, yang terdiri daripada makhluk-makhluk halus yang sentiasa mendampingi manusia, sejak seseorang itu dilahirkan sehinggalah dia meninggal dunia.
Kewujudan qarin di samping manusia ialah untuk membiasakan, iaitu untuk menggoda atau menyesatkan, sehingga manusia itu tunduk kepada nafsu, yang akhirnya melakukan dosa, tidak kira sama ada dosa itu dosa kecil berpanjangan atau dosa besar seperti membunuh, berzina, makan harta anak yatim dan sebagainya. Cara lain ialah dengan memesongkan iktikad mereka sehingga membawa kepada perbuatan syirik atau murtad.
Dosa-dosa itu tidak diampuni Allah. Walaupun demikian, sekiranya manusia itu beriman dan dilindungi allah, qarin itu akan menyuruhnya melakukan kebaikan.
Selain itu, qarin juga berusaha untuk mencederakan fizikal dan roh manusia secara bersendirian ataupun dengan perantaraan manusia, menyebabkan manusia menggunakan jin-jin untuk melakukan perbuatan tertentu seperti untuk menyakiti orang lain dan sebagainya. Apabila ini berlaku, maka dari sini terjadilah kegiatan sihir.
Sawan tangis itu ada dua punca utama, iaitu bersifat fizikal seperti kerana lapar, haus dan sejuk, rasa hilang keselamatan diri seperti kehilangan orang yang selalu berada di sampingnya, biarpun buat sementara. Sakit seperti kembung perut atau selesema. Termasuk dalam kategori ini ialah sakit akibat jangkitan kuman dan juga kecacatan anggota seperti terhantuk, terjatuh dan sebagainya.
Punca kedua ialah akibat gangguan makhluk-makhluk halus. Allah menjadikan manusia itu daripada dua unsur utama, iaitu jasad dan roh. Islam mengajar agar anak yang baru dilahirkan diazankan di telinga kanan dan diiqamatkan di telinga kirinya.
Itulah ajaran terawal yang mesti diperhatikan dan dilakukan dengan tujuan agar bayi itu mendengar kalimah Allah sebaik-baik sahaja dilahirkan. Pencipta yang melahirkan bayi yang baru dilahirkan, yang memberi rezeki dan membesarkannya, dan akhirnya akan mematikannya untuk menemui-Nya.
Sekiranya dilakukan demikian, insya-Allah, bayi berkenaan tidak akan diganggu oleh ummu`s-sibyan, iaitu sejenis makhluk jin yang sering mengganggu bayi, yang boleh menyebabkan timbul pelbagai masalah termasuk gangguan tidur pada waktu malam, yang akhirnya boleh menyebabkan demam panas ataupun sawan.
Keterangan ini membuktikan bahawa roh bayi atau anak kecil boleh terganggu akibat gangguan yang tidak dapat dilihat oleh mata kasar, ataupun melalui eksperimen teknologi moden. Dalam masa tertentu anak tadi kadang-kadang memperlihatkan reaksi luar biasa dengan wajah yang ketakutan seolah-olah sedang melihat satu objek yang menggerunkan di hadapannya.
Mungkin sukar untuk menjelaskan bagaimana gangguan yang tidak dapat dilihat itu boleh mengganggu bayi menyebabkan dia tidak berhenti-henti menangis, terkujat-kujat dan terketar mulut sehingga tidak terdengar suara tangisannya menyebabkan ibu dan juga bapanya menggelabah.
Ada beberapa tanda lumrah yang boleh diperhatikan oleh mata kasar sekiranya bayi atau kanak-kanak itu menangis akibat gangguan seperti yang dijelaskan, bukan disebabkan akibat luaran.
Tangisan biasa selalunya disertai dengan air mata. Keadaan ini jarang berlaku pada mereka yang menangis akibat gangguan, manakala suara tangisannya juga berlainan daripada tangisan biasa. Dalam keadaan tertentu tangisan ini mungkin disertai dengan air mata yang bersangatan.
Kanak-kanak ini kadang-kadang berhenti menangis sebentar, kemudian menangis semula. Mata yang pejam ketika berhenti menangis itu akan melahirkan ombak pada kelopak mata, seolah-olah kedua-dua biji matanya itu sedang memerhatikan sesuatu di bahagian kanan dan kiri.
Tangisan akibat gangguan selalunya mengeluarkan suara yang mendayu-dayu dan berpanjangan. Mata bayi kelihatan pejam. Tangisan terjadi seumpama dalam keadaan tidak sedarkan diri (tidur).
Dahi atau bahagian tengah, antara dua alis kadang-kadang berkerut, seolah-olah ada sebiji mata di bahagian tersebut yang sedang memerhatikan sesuatu.
Sering terjadi pada anak-anak kecil yang terganggu, mereka menangis dan menjerit dalam keadaan ketakutan dan menggigil seolah-olah disergah oleh sesuatu yang menakutkan. Anak ini setelah puas menangis, akan tidur sebentar, lalu menangis lagi dalam keadaan teresak-esak yang disertai dengan tarikan nafas yang tersekat-sekat.
Terlalu banyak kaedah atau usaha boleh dilakukan yang diajar oleh Rasulullah s.a.w. dalam usaha mengatasi masalah seperti ini, di antaranya ialah dengan membacakan surah al-Fatihah, ayat al-Kursi, surah an-Nas dan surah al-Falaq, kemudian hembuskan pada ubun-ubun anak. Lakukan sebanyak tiga kali. Sekiranya anak-anak ini masih juga menangis, bacakan azan di telinga kanannya dan iqamah di telinga kiri. Lakukan sekali ataupun tiga kali.[Dengan suara yg serderhana sahaja, takut mudharat/pekak pula bila azan kuat di telinga]
Dalam sebuah hadis riwayat oleh Abu Isa at-Tarmizi, katanya telah diriwayatkan oleh Aqabah bin Amir al-Juhani, daripada Nabi sabdanya:
Hadis ini bermaksud bahawa Allah telah menurunkan dua ayat di atas kepada Rasulullah yang mempunyai fadilat yang amat besar, iaitu untuk melindungi diri daripada bahaya teguran hasad dan pandangan mata jahat. Termasuk dalam kategori pandangan mata jahat ialah manusia yang dibantu oleh jin-jin untuk melakukan perbuatan sihir, yang memancarkan pandangan jahatnya kepada mangsa melalui pandangan mata, termasuk bayi atau anak-anak yang menyebabkan berlakunya gangguan roh.
Mudarat akibat daripada pandangan mata jahat memang boleh berlaku. Dalam menghadapi masalah seperti ini Rasulullah membenarkan Asma' Binti Umays (isteri seorang sahabat) untuk meminta pertolongan kepada orang yang tahu menjampi dalam usaha untuk menolong merawat anak Jaafar, iaitu saudara kepada Ali Abu Talib.
WallahHu'Alam.
Rasulullah bersabda,
“Kebanyakan orang yang meninggal dari umatku setelah qadha’ dan qadar Allah kerana sebab ‘ain”.
Hadits ini di hasankan Ibnu Hajar dalam Fathul Bari dan Syeikh Al-Albani dalam As-Silsilah Ash-Shahihah.
Rasulullah bersabda “Ain boleh menyebabkan seseorang masuk kubur (meninggal) dan boleh menyebabkan seekor unta masuk tungku”. (Shahih Al-Jami’).
Rasulullah bersabda:
العين حق و يحضرها الشيطان و حسد ابن آدم
“Penyakit ‘ain (kena mata) adalah benar, disertai syaitan dan hasad anak Adam”.
Asal hadits ini dalam Shahih Bukhari dan tambahannya diriwayatkan oleh Ahmad.
Hadits yang mulia ini menunjukkan bahwa pada setiap orang ada syaitan-syaitan dari bangsa jin yang selalu mengawasi untuk menyakitinya. Demikian juga setiap orang boleh menjadi sasaran hasad sehingga tidak ada seorangpun yang selamat dari ‘ain kecuali orang yang Allah melindunginya.
Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata, “Hasad adalah salah satu penyakit di antara penyakit-penyakit hati. Penyakit ini umum, yang mana tiada orang selamat darinya kecuali sedikit di antara manusia, sehingga dikatakan, “Tidak ada jasad yang lepas dari penyakit hasad, akan tetapi seorang pencela menampakkannya sedangkan seorang mulia menyembunyikannya”.
Hasan Bashri pernah ditanya, “Apakah seorang mukmin memiliki penyakit hasad?”.
Dia menjawab, “Apakah kamu lupa dengan saudara-saudara Yusuf?
"Akan tetapi tahanlah hasad tersebut di dalam dadamu, sesungguhnya hasad tersebut tidak akan memudharatkanmu selama kamu tidak menampakkannya dengan tanganmu atau lisanmu”. (Kitab As-Suluk karya Ibnu Taimiyah).
Ibnu Hajar berkata dalam menjelaskan hadits ‘Penyakit ‘ain (kena mata) adalah benar’, “
Hal ini kadang membingungkan sebagian manusia, mereka berkata, ‘Bagaimana ‘ain bekerja dari jauh sehingga bisa memudharatkan orang yang dilihat’. Banyak orang yang menderita sakit dan kekuatan tubuhnya melemah hanya kerana sebab di pandang, semua ini karena apa yang Allah ciptakan di dalam ruh (ruh setan) dari pengaruh dan karena sangat besarnya keterkaitannya dengan mata, maka dinasabkan kepada mata. Sebenarnya yang mempengaruhi bukan mata akan tetapi pengaruhnya dari ruh. Pandangan yang keluar dari mata orang yang melihat adalah anak panah secara maknawi, apabila mengenai badan orang yang tidak ada pelindungnya akan mempengaruhinya, jika ada pelindungnya, anak panah tersebut tidak boleh menembus bahkan di kembalikan kepada pemiliknya sebagaimana anak panah sebenarnya. (Fathul Bari 10/212).
Jadi yang keluar dari ‘ain adalah sifat yaitu racun lisan (perkataan) dengan dalil bahwa seorang buta bisa menimpakan penyakit ‘ain kepada orang lain. Kemudian syaitan yang menanti-nanti pensifatan yang tidak disertakan nama Allah padanya mengambilnya dan memberikan pengaruh pada badan orang yang dihasadi (dengan izin Allah) jika dia tidak memiliki perlindungan diri.
Maka hendaknya diketahui bahwa setiap orang meskipun boleh memudharatkan orang lain dengan izin Allah dengan mensifati orang lain dengan suatu sifat tanpa menyebut nama Allah, akan tetapi perbuatan ini haram karena termasuk racun perkataan yang dilarang. Ibnu Hajar berkata, “Sesungguhnya ‘ain bisa terjadi kerana kagum dan tanpa ada hasad dan bisa berasal dari orang yang mencintai orang lain tersebut atau boleh berasal dari orang soleh. Orang yang kagum kepada sesuatu hendaknya mendoakan orang yang dia kagumi dengan barakah sehingga ini menjadi ruqyah”. (Fathul Bari (10/215).
Dalam sebuah hadits dari Abu Umamah bin Sahl bin Hanif berkata, “Bapakku Sahl bin Hanif mandi di Kharrar (lembah di Madinah) dengan melepaskan jubahnya sedangkan ‘Amir bin Rabi’ah melihatnya. Sahl bin Hanif seorang yang sangat putih dan bersih kulitnya, maka ‘Amir berkata, ‘Aku belum pernah melihat seperti hari ini, aku belum pernah melihat kulit seperti kulit gadis pingitan’. Maka Sahl bin Hanif sakit panas di tempatnya dan semakin keras sakitnya. Maka Rasulullah diberitahu akan sakitnya Sahl. Dikatakan kepada Rasulullah bahwa Sahl tidak bisa mengangkat kepalanya. Rasulullah berkata, “Apakah kamu menuduh seseorang?”. Mereka menjawab, “’Amir bin Rabi’ah”. Maka Rasulullah memanggil ‘Amir bin Rabi’ah dan memarahinya, “Kenapa salah seorang di antara kamu membunuh saudaranya?. Kenapa kamu tidak mendoakannya dengan barakah?. Mandilah untuknya!”. Maka ‘Amir membasuh wajahnya, kedua tangannya, kedua sikunya, kedua lututnya, ujung kedua kakinya, sarungnya bagian dalam pada sebuah bejana kemudian diguyurkan/siram kepada Sahl dari belakang tubuhnya maka sembuhnya Sahl seketika itu juga”. (Shahih Al-Jami’: 3908).
Rumusan hadits:
1- Ketika ‘Amir mensifati Sahl dengan tanpa menyebut nama Allah, maka setan mengambil peranan untuk menyakiti Sahl dengan pensifatan ini.
2- Berdzikir dengan menyebut nama Allah atu mendoakan barakah bisa menghalangi gangguan jin pada orang yang dilihat.
3- Rasulullah memerintahkan ‘Amir untuk mandi. Ibnu Al-Qoyyim berkata, “Sesungguhnya lipatan-lipatan tubuh dan ujung-ujung tubuh dan sarung bagian dalam, ini adalah tempat-tempat istimewa bagi ruh-ruh syaitan”. (Zad Al-Ma’ad: 4/163). Tujuannya kerana setiap orang memiliki bebauan dan keringat yang berbeda dengan orang lain, ini boleh diketahui oleh anjing dan syaitan yang berangkat dari orang yang menimpakan ‘ain juga mengetahui ini. Maka ketika diambil keringatnya atau air ludahnya kemudian digunakan untuk memandikan atau diminumkan kepada orang yang kena ‘ain apabila gangguannya pada perutnya, maka setan tersebut akan menjauhi orang yang kena ‘ain ini karena syaitan tersebut terikat dengan sifat kekaguman orang yang menimpakan ‘ain. Maka seolah-olah orang yang menimpakan ‘ain tersebut telah mengalahkan syaitan dengan masuknya keringatnya ke dalam badan orang yang terkena ‘ain sehingga ketika itu juga syaitan tersebut terlepas keluar dari tubuh orang yang kena ‘ain.
4- Dalam hadits disebutkan air bekas basuhan ‘Amir diguyurkan kepada Sahl dari belakang tubuhnya, maksudnya adalah diguyurkan di tempat penglihatan orang yang menimpakan ‘ain. Karena syaitan yang menyakiti Sahl karena sifat (ucapan) sangat putihnya kulit Sahl maka ini umum untuk seluruh tubuhnya sehingga air tersebut diguyurkan dari atas kepalanya agar mengenai seluruh tubuhnya yang terkena ‘ain. Seandainya orang yang terkena ‘ain kerana disifati banyak makan sehingga perutnya sakit maka keringat atau air liur tersebut harus sampai ke dalam perutnya karena di dalam perutlah tempat terkena ‘ain.
5- Dalam riwayat lain Rasulullah memukul dada Sahl dan berkata, “Ya Allah hilangkan darinya panas, dingin dan pengaruh‘ain”. Ini dalil yang jelas bahwa ‘ain diikuti oleh syaitan dan mengganggu anggota tubuh orang yang kena ‘ain sehingga menimpa mangsa ‘ain dari sempit di dada –karena ditekan syaitan. Di antara tanda gangguan syaitan sebagaimana dalam hadits: punggung panas, ujung-ujung tubuh dingin, tubuh lemah disertai dengan rasa sempit di dada yang sering mengeluh, pesimis dan mudah emosi.
6- Apabila orang yang terkena ‘ain tidak menuduh seseorang (tidak bisa menduga) yang menimpakan kepadanya ‘ain maka disyariatkan untuk dibacakan ruqyah.
Cara menjaga diri dari penyakit ‘ain:
1- Seorang muslim menjaga perintah Allah dengan menjalankan perintah-Nya seperti shalat lima waktu berjamaah, berbakti kepada kedua orang tua, solat sunat, puasa sunat, membaca Al-Qur’an dan lain-lainnya. Menjauhkan diri dari larangan Allah, seperti tidak melihat sesuatu yang haram, meninggalkan muzik dan lain-lainnya.Rasulullah s.a.w. bersabda, “Jagalah (perintah) Allah niscaya Allah akan menjagamu”.
2- Memperbanyak dzikir yang bersumber dari Al-Qur’an dan As-Sunnah dengan berdzikir di setiap waktu seperti dzikir setelah shalat lima waktu, dzikir pagi dan petang, dzikir akan tidur, dzikir bangun tidur dan lain-lainnya.
Amalan untuk mengangkat musibah (sakit ‘ain) dengan izin Allah:
1- Yakin dan berbaik sangka kepada Allah ketika diruqyah dan jangan hanya sekedar cuba-cuba berubat dengan Al-Qur’an akan tetapi harus yakin bahwa di dalam Al-Qur’an ada ubat.
Allah berfirman: “Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian”. (QS. Al-Isra’: 82).
2- Mengagungkan Allah, kembali dan taubat kepada-Nya serta berdoa kepada-Nya. Dialah satu-satunya Pemberi kesembuhan. Jika engkau meruqyah dirimu sendiri, ini lebih utama dari pada diruqyah orang lain.
3- Berbuat baik kepada orang lain dan bersedekah.
Rasulullah bersabda, “Sesiapa menghilangkan musibah yang menimpa seorang mukmin dari musibah dunia, Allah akan menghilangkan untuknya musibah dari musibah akhirat. Sesiapa yang memberikan kemudahan kepada seorang yang kesulitan, Allah akan memberikan kemudahan kepadanya di dunia dan di akhirat. Sesiapa yang menutupi aib seorang muslim, Allah akan menutupi aibnya di dunia dan di akhirat. Allah akan menolong hamba-Nya selama hamba tersebut mau menolong saudaranya”[HR Muslim.]
Dalam sebuah hadits dari Abu Umamah, Rasulullah bersabda, “Obatilah orang-orang sakit kalian dengan sedekah”. (Shahih Al-Jami’: 2358).
Hubungan antara ‘ain dengan sihir
Ketika Allah berfirman dalam surat Al-Falaq:
“Dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki”. (QS. Al-Falaq: 4-5).
Allah menggabungkan antara sihir dan hasad. Ini mengisyaratkan adanya hubungan antara keduanya yaitu bahwa seorang penyihir menghembuskan pada buhul dari rambut atau kuku yang digunakan untuk mengikat syaitan yang akan menyakiti orang yang disihir. Sedangkan seorang yang hasad mengikat setan dengan sifat kekaguman yang tidak disebutkan nama Allah padanya untuk menyakiti orang yang dikenai ‘ain.
Keduanya bisa memudharatkan dan keduanya serupa dalam menimbulkan pengaruh sakit akan tetapi berbeda dalam sarananya.
* Allah berfirman: “Dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul dan dari kejahatan pendengki bila ia dengki”. (QS. Al-Falaq: 4-5).
Kenapa wanita-wanita tukang sihir dima’rifatkan dan dinakirahkan apa yang sebelumnya dan setelahnya?. Kerana setiap wanita penyihir memiliki kejahatan adapun setiap malam dan setiap pendengki tidak memiliki kejahatan.
* Orang-orang awam berkata, “Apabila orang yang menimpakan ‘ain mengetahui bahwa keringat atau air liurnya diambil maka bekas tubuhnya ini tidak akan bermanfaat. Ini salah karena menyelisihi hadits ‘Amir dengan Sahl karena Rasulullah berkata kepada ‘Amir “Mandilah untuk saudaramu”, dan ‘Amir mengetahuinya dan ini menyembuhkan ‘ain yang menimpa Sahl.
* Pandangan beracun yang disebutkan para ulama, mereka mengkiaskan dengan abtar dan dzat Ath-Thaffatain (nama-nama ular yang bisa menggugurkan kandungan dengan pandangan matanya). Sebagaimana ayam jago memiliki kekuatan mata untuk melihat malaikat dan anjing dan keledai mampu melihat setan. Adapun manusia, kekuatan racunnya yang bisa menyakiti orang lain tidak dari dirinya akan tetapi dari pensifatan yang tidak disertai penyebutan nama Allah sebagaimana dalam hadits;
“Penyakit ‘ain (kena mata) adalah benar, disertai syaitan dan hasad anak Adam”, dan bukan dengan alat mata sebagaimana yang telah dijelaskan Ibnu Hajr. Rasulullah juga belindung dari jin dan pandangan manusia karena adanya keterkaitan antara keduanya.
Semoga shalawat dan salam senantiasa tercurah untuk Nabi kita Muhammad, keluarganya, para sahabatnya dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan ihsan sampai hari kiamat. Amin……
Sumber: Kaifa Tu’alij Maridhaka Birruqyah Asy-Sya’iyyah karya Dr. Abdullah bin Muhammad As- Sadhan oleh Oleh Rohmatullah Ngimaduddin, Lc.
--------------------------------------------------------------------
Utusan Malaysia 31 mac 2002
Gangguan bayi menangis malam
Soal Jawab Agama Bersama Dr. Amran Kasimin
SOALAN
Saya seorang ibu yang bekerja di pejabat dan beranak satu. Anak kecil saya yang berumur hampir lapan bulan begitu sukar tidur. Apabila tidur, dia mudah terjaga, biarpun oleh bunyi yang sedikit. Pernah dia menangis hingga hampir dua jam di tengah malam tanpa sebab. Matanya terbeliak ke atas, seolah-olah melihat sesuatu yang menakutkan.
Keadaan yang sering berulang ini menyebabkan kami tertekan, cepat marah kerana tidak cukup tidur apatah lagi terpaksa bekerja pada keesokan harinya. Apakah yang perlu saya lakukan untuk mengatasi masalah ini? - NURMALIA, Kampung Bongek, Rembau.
JAWAPAN:
Menangis bagi bayi atau anak kecil merupakan perkara biasa, bukan semestinya kerana ada masalah atau kerana kecuaian ibu. Malah menangis merupakan suatu pernyataan bayi atau kanak-kanak sebagai ganti kepada pertuturan yang tidak dapat diluahkan terhadap sesuatu yang berlaku.Ada bayi yang masih dalam hari tidur nyenyak di siang hari, tetapi mula menangis pada masa-masa tertentu sama ada pada tengah malam, petang ataupun bila-bila masa tanpa sebab yang jelas.
Terdapat juga bayi yang mula menangis apabila tidurnya terganggu, biarpun oleh suara yang perlahan seperti bunyi benda jatuh, bunyi tapak kaki, bunyi pintu tertutup dan sebagainya. Pada kebiasaannya tangisan akibat gangguan tersebut berlaku dalam tempoh yang singkat.
Tangisan biasa selalunya ada kaitan dengan punca yang jelas seperti tercucuk pin pakaian, pakaian terlalu ketat menyebabkan bayi terasa tidak selesa, lampin basah, rasa terlalu panas, sakit perut, dahaga, lapar, rasa kesepian dan sebagainya.
Sesetengah bayi atau anak kecil akan menangis apabila berubah tempat tidur, dari tempat gelap yang biasa dia tidur berpindah ke tempat terang atau sebaliknya. Anak-anak yang dibawa balik kampung menghadiri majlis kenduri mungkin akan menangis kerana suasana tempat tidur yang berubah atau sebaliknya.
Walaupun demikian, tangisan yang memanjang seperti yang berlaku kepada anak puan tidak semestinya mempunyai sebab atau punca yang jelas. Tidak semestinya kerana lapar, dahaga, kesejukan, panas atau kehilangan orang yang selama ini berada di sampingnya, iaitu si ibu.
Ada orang yang mengaitkan keadaan sedemikian rupa, yang dikenali sebagai sawan tangis ini, akibat gangguan makhluk-makhluk halus, tidak kira sama ada gangguan tersebut akibat perbuatan makhluk halus yang dilibatkan dengan perbuatan manusia, ataupun akibat gangguan jin yang menggemari manusia, sejak seseorang itu dilahirkan, yang dikenali sebagai qarin atau makhluk halus yang datang menumpang bersama manusia.
Perkataan qarin berasal daripada bahasa Arab bererti teman atau pasangan. Istilah qarin bererti roh-roh jahat, yang terdiri daripada makhluk-makhluk halus yang sentiasa mendampingi manusia, sejak seseorang itu dilahirkan sehinggalah dia meninggal dunia.
Kewujudan qarin di samping manusia ialah untuk membiasakan, iaitu untuk menggoda atau menyesatkan, sehingga manusia itu tunduk kepada nafsu, yang akhirnya melakukan dosa, tidak kira sama ada dosa itu dosa kecil berpanjangan atau dosa besar seperti membunuh, berzina, makan harta anak yatim dan sebagainya. Cara lain ialah dengan memesongkan iktikad mereka sehingga membawa kepada perbuatan syirik atau murtad.
Dosa-dosa itu tidak diampuni Allah. Walaupun demikian, sekiranya manusia itu beriman dan dilindungi allah, qarin itu akan menyuruhnya melakukan kebaikan.
Selain itu, qarin juga berusaha untuk mencederakan fizikal dan roh manusia secara bersendirian ataupun dengan perantaraan manusia, menyebabkan manusia menggunakan jin-jin untuk melakukan perbuatan tertentu seperti untuk menyakiti orang lain dan sebagainya. Apabila ini berlaku, maka dari sini terjadilah kegiatan sihir.
Sawan tangis itu ada dua punca utama, iaitu bersifat fizikal seperti kerana lapar, haus dan sejuk, rasa hilang keselamatan diri seperti kehilangan orang yang selalu berada di sampingnya, biarpun buat sementara. Sakit seperti kembung perut atau selesema. Termasuk dalam kategori ini ialah sakit akibat jangkitan kuman dan juga kecacatan anggota seperti terhantuk, terjatuh dan sebagainya.
Punca kedua ialah akibat gangguan makhluk-makhluk halus. Allah menjadikan manusia itu daripada dua unsur utama, iaitu jasad dan roh. Islam mengajar agar anak yang baru dilahirkan diazankan di telinga kanan dan diiqamatkan di telinga kirinya.
Itulah ajaran terawal yang mesti diperhatikan dan dilakukan dengan tujuan agar bayi itu mendengar kalimah Allah sebaik-baik sahaja dilahirkan. Pencipta yang melahirkan bayi yang baru dilahirkan, yang memberi rezeki dan membesarkannya, dan akhirnya akan mematikannya untuk menemui-Nya.
Sekiranya dilakukan demikian, insya-Allah, bayi berkenaan tidak akan diganggu oleh ummu`s-sibyan, iaitu sejenis makhluk jin yang sering mengganggu bayi, yang boleh menyebabkan timbul pelbagai masalah termasuk gangguan tidur pada waktu malam, yang akhirnya boleh menyebabkan demam panas ataupun sawan.
Keterangan ini membuktikan bahawa roh bayi atau anak kecil boleh terganggu akibat gangguan yang tidak dapat dilihat oleh mata kasar, ataupun melalui eksperimen teknologi moden. Dalam masa tertentu anak tadi kadang-kadang memperlihatkan reaksi luar biasa dengan wajah yang ketakutan seolah-olah sedang melihat satu objek yang menggerunkan di hadapannya.
Mungkin sukar untuk menjelaskan bagaimana gangguan yang tidak dapat dilihat itu boleh mengganggu bayi menyebabkan dia tidak berhenti-henti menangis, terkujat-kujat dan terketar mulut sehingga tidak terdengar suara tangisannya menyebabkan ibu dan juga bapanya menggelabah.
Ada beberapa tanda lumrah yang boleh diperhatikan oleh mata kasar sekiranya bayi atau kanak-kanak itu menangis akibat gangguan seperti yang dijelaskan, bukan disebabkan akibat luaran.
Tangisan biasa selalunya disertai dengan air mata. Keadaan ini jarang berlaku pada mereka yang menangis akibat gangguan, manakala suara tangisannya juga berlainan daripada tangisan biasa. Dalam keadaan tertentu tangisan ini mungkin disertai dengan air mata yang bersangatan.
Kanak-kanak ini kadang-kadang berhenti menangis sebentar, kemudian menangis semula. Mata yang pejam ketika berhenti menangis itu akan melahirkan ombak pada kelopak mata, seolah-olah kedua-dua biji matanya itu sedang memerhatikan sesuatu di bahagian kanan dan kiri.
Tangisan akibat gangguan selalunya mengeluarkan suara yang mendayu-dayu dan berpanjangan. Mata bayi kelihatan pejam. Tangisan terjadi seumpama dalam keadaan tidak sedarkan diri (tidur).
Dahi atau bahagian tengah, antara dua alis kadang-kadang berkerut, seolah-olah ada sebiji mata di bahagian tersebut yang sedang memerhatikan sesuatu.
Sering terjadi pada anak-anak kecil yang terganggu, mereka menangis dan menjerit dalam keadaan ketakutan dan menggigil seolah-olah disergah oleh sesuatu yang menakutkan. Anak ini setelah puas menangis, akan tidur sebentar, lalu menangis lagi dalam keadaan teresak-esak yang disertai dengan tarikan nafas yang tersekat-sekat.
Terlalu banyak kaedah atau usaha boleh dilakukan yang diajar oleh Rasulullah s.a.w. dalam usaha mengatasi masalah seperti ini, di antaranya ialah dengan membacakan surah al-Fatihah, ayat al-Kursi, surah an-Nas dan surah al-Falaq, kemudian hembuskan pada ubun-ubun anak. Lakukan sebanyak tiga kali. Sekiranya anak-anak ini masih juga menangis, bacakan azan di telinga kanannya dan iqamah di telinga kiri. Lakukan sekali ataupun tiga kali.[Dengan suara yg serderhana sahaja, takut mudharat/pekak pula bila azan kuat di telinga]
Dalam sebuah hadis riwayat oleh Abu Isa at-Tarmizi, katanya telah diriwayatkan oleh Aqabah bin Amir al-Juhani, daripada Nabi sabdanya:
Sesungguhnya Allah telah menurunkan kepada aku beberapa ayat yang tidak diperlihatkan seumpamanya, iaitu Qul a'uzu bi rabbinnas dan Qul a'uzu bi rabbilfalaq sehingga akhirnya.
Hadis ini bermaksud bahawa Allah telah menurunkan dua ayat di atas kepada Rasulullah yang mempunyai fadilat yang amat besar, iaitu untuk melindungi diri daripada bahaya teguran hasad dan pandangan mata jahat. Termasuk dalam kategori pandangan mata jahat ialah manusia yang dibantu oleh jin-jin untuk melakukan perbuatan sihir, yang memancarkan pandangan jahatnya kepada mangsa melalui pandangan mata, termasuk bayi atau anak-anak yang menyebabkan berlakunya gangguan roh.
Mudarat akibat daripada pandangan mata jahat memang boleh berlaku. Dalam menghadapi masalah seperti ini Rasulullah membenarkan Asma' Binti Umays (isteri seorang sahabat) untuk meminta pertolongan kepada orang yang tahu menjampi dalam usaha untuk menolong merawat anak Jaafar, iaitu saudara kepada Ali Abu Talib.
WallahHu'Alam.
Petikkan~ http://www.facebook.com/note.php?note_id=285786838099375
. .
No comments:
Post a Comment