Air Zam-zam dari syurga dan fadhilatnya.
by Mohamed Ibrahim Maricar on Monday, October 24, 2011 at 8:55am
Fadilah air Zam-zam
Manfaat air Zam-zam sangat banyak bahkan relatif sesuai dengan keinginan dan niat orang yang meminumnya. Ini sesuai dengan hadits dan pendapat para sahabat Nabi serta para ulama', bahkan Sheikh Sirajuddin Al Balqini berpendapat” sesungguhnya Air Zam-zam lebih utama dari pada air telaga kautsar, kerana hati Nabi dicuci dengan air zam-zam.Ibnu Abbas mengatakan bahwa air Zam-zam adalah mata air syurga. Ketika Nabi bermi’raj, disana beliau melihat empat sungai yang mengalir yaitu Furat, Nil serta dua mata air yang tak terlihat. Dari satunya adalah sungai yang mengalir ke bumi yaitu air Zam-zam .
Rasulullah Saw bersabda bahwa air yang terbaik di atas dunia ini adalah air Zamzam :
“Sebaik-baik air di atas dunia ini adalah air Zamzam”. HR. Thabrani.
Melihat air Zam-zam termasuk ibadah, dalam sebuah hadisnya yang di riwayatkan Jabir RA, ia berkata: Nabi SAW bersabda;
"Lima perkara merupakan ibadah, melihat Mushaf (Al Qur’an), melihat ka’bah, melihat kedua orang tua, melihat air zam-zam termasuk menghapus kesalahan-kesalahan (dosa), dan memandang wajah orang alim (ulama’)".
Yang di maksud melihat dalam hadis diatas yaitu melihat dengan perasaan penuh dengan kemulyaan dan keagungan atas kebesaran Allah. Sedangkan terhadap orang tua dan ulama, cara memandanganya penuh dengan rahmat serta berniat mendekatkan diri kepada-Nya.
Imam Al Haroli didalam kitab Faidul Qodir mengatkan: Ulama’ yang dimaksud adalah ulama’ syar'i.
Didalam hliyatul auliya’ juga dijelaskan bahwa melihat ka’bah termasuk penghapus dosa .
Selain itu, air Zam-zam adalah sumber penghidupan orang Makkah dan sekitarnya. Seandainya sumur Zam-zam tidak ada mungkin kehidupan di Makkah akan kering dan manusia enggan tinggal di dalamnya, tidak bisa seperti yang kita lihat saat ini.
Ada beberapa teks yang menjadi dasar bahwa air Zam-zam merupakan salah satu dari tanda-tanda kebesaran Allah SWT di samping banyak lagi tanda-tanda kebesaran-Nya di muka bumi ini.
Ulama tafsir menyebutkan, yang dimaksud Ayatun Bayyinatun dalam [Surat Ali Imran: 97] adalah Zam-zam, Maqam Ibrahim, Hajar Aswad serta tempat-tempat istimewa yang berada di sekitar Baitullah.
Setiap musim haji, semua tamu-tamu Allah berlomba-lomba memanfaatkan air Zam-zam dengan berbagai macam niat. Sebagian menggunakan untuk obat dari berbagai penyakit yang mereka derita. Sebagian lagi berniat membersihkan hati, seperti halnya Jibril membersihkan hati Rasulullah dengan air Zam-zam.
Sebagian orang tidak tahu manfaat dan fadhilah air Zam-zam, sehingga banyak yang menganggap Zam-zam seperti air biasa bahkan banyak dari jama’ah haji yang tidak mengerti manfaat dan fadhilah air Zam-zam sehingga kadangkala tidak santun terhadap penggunaannya.
Ikatan Zam-zam dengan Nabi
Air Zam-zam mempunyai ikatan kuat dengan Rasulullah. Beliau pernah dicuci hatinya dengan Zam-zam ketika masih kecil oleh Malaikat Jibril AS. Anas bin Malik pernah mengatakan,“Sungguh aku telah melihat bekas pembedahan di dada Nabi ”.
Imam al-Bukhari juga menjelaskan bagaimana pembedahan dada Nabi ketika hendak Isra’ Mia’raj bersama malaikat Jibril AS. Hati Nabi pernah dicuci dengan Zam-zam kurang lebih empat kali,
pertama ketika beliau masih dibawah asuhan Halimatus Sa’diyah, umurnya sekitar empat tahun, yang
kedua ketika beliau berumur duapuluh tahun, yang
ketiga ketika datangnya Jibril membawa wahyu, dan yang
ke-empat ketika hendak Isra’ mi’roj .
Imam Ibnu Hajar Al asqolani dalam fathul bari juga menjelaskan tengtang proses pembedahan dada Nabi. Oleh karena itu beliau tidak mempunyai sedikit pun penyakit hati, karena semua sudah dikeluarkan oleh malaikat Jibril atas izin Allah SWT.
Rasulullah juga pernah mengambil air Zam-zam dengan timba dan mencampur ludahnya dengan Zam-zam lalu mengembalikan timba itu ke dalam sumur . Imam Ahmad juga menceritakan bagaimana Rasulullah pernah mengembalikan air yang telah dibuat kumur kedalam sumur. Oleh karena itu air Zam-zam disebut juga dengan air barokah, air syurga, air ubat, dan banyak lagi nama lainya.
Abu Musa al-Asy’ari dan muadzin Nabi, Bilal bin Rabah, pernah disuruh meminum air Zam-zam yang sudah dipakai membasuh tangan dan muka Nabi yang mulia. Kemudian Nabi berkata, "Minumlah air ini, dan ratakanlah ke wajah kalian berdua”. Kemuliaan air Zam-zam lainya yaitu bahwa air itu telah tercampur dengan ludah Rasulullah, ini merupakan kemulyaan dan mu’zizat dari-Nya.
Penyembuhan Penyakit dengan Zam-zam
Air Zam-zam tidak hanya diminum tatkala haus, namun mempunyai kistimewaan yang tidak mungkin dimiliki air lainya. Secara medis Zam-zam sudah teruji di laboratorium bahwa Zam-zam mempunyai kandungan mineral yang luar biasa. Waktu telah mengujinya. Keberadaan Zam-zam sudah sekitar lima ribu tahun lamanya, namun ia tidak berubah. Sekian banyak tamu-tamu Allah meminum dan membawanya pulang, bahkan dikirim ke berbagai negara sejak zaman Nabi sampai saat ini, ternyata air Zam-zam tak pernah kering.
Berbagai jenis penyakit mulai dari penyakit berat sampai penyakit ringan bahkan penyakit hati, dengan izin Allah bisa sembuh dengan barakah air Zam-zam.
Hal ini banyak dilakukan oleh tamu-tamu Allah yang datang dari seluruh penjuru dunia. Mereka mengonsumsi Zam-zam dengan niat penyembuhan penyakit yang mereka derita. Dan ternyata usaha penyembuhan lewat air Zam-zam ini berhasil. Banyak dari kawan, santri, mahasiswa, yang sembuh dari berbagai penyakit yang mereka derita seperti kanker, diabetes, asam urat, pilek, dan lain-lain setelah mengkosumsi Zam-zam secara kontinyu serta didasari niat yang benar.
Banyak dari para sahabat dan tabi’in serta ulama-ulama menjelaskan bagaimana adab (sopan-santun) terhadap Zam-zam serta cara meminumnya sesuai petunjuk Nabi. Di bawah ini kisah para ulama yang minum Zam-zam dengan niat agar sembuh dari penyakitnya.
1. Imam Ahmad bin Hanbal
Putra beliau yang bernama Abdullah pernah mengatakan, ”Saya telah melihat beliau minum air Zam-zam dengan niat penyembuhan dari penyakit, lalu mengusapkan pada kedua tangan dan muka beliau.
2. Imam Abu Hanifah dan Imam asy-Syafi’i
Kedua imam mujtahid ini meminum Zam-zam dengan niat menambah keilmuan, sehingga dengan izin Allah keduanya termasuk menjadi ulama yang benar-benar mumpuni dalam bidang fiqh dan hadits. Banyak lagi dari dari ulama yang menjadikan Zam-zam sebagai obat penyembuh penyakit lahir batin.
Menurut riwayat yang dikutip oleh Ibnu Hajar al-'Asqalani, “Sesungguhnya Zam-zam itu tergantung bagi yang meminumnya”.
Apa yang dilakukan para ulama tersebut cukup sebagai contoh bagi kita bahwa air Zam-zam sudah teruji kebenaranya untuk penyembuhan berbagai jenis penyakit baik zhahir maupun batin dengan izin Allah SWT.
. .