QURAN dan TerJemahan ~ PerHatikan Pesanan Allah dlm KiTabNya ini

AL QURAN

Listen to Quran
~*~*~*Al-Quran OnLine

07 January, 2010

Sirah Rasulullah SAW_26 ~ IBRAHIM DAN ISTERI-ISTERI NABI

BAGIAN KEDUAPULUH ENAM: IBRAHIM DAN ISTERI-ISTERI NABI (3/3)
 
 
"Rabah,  mintakan  aku  izin kepada Rasulullah s.a.w. Kukira
dia sudah menduga kedatanganku ini ada hubungannnya dengan
Hafsha. Sungguh, kalau dia menyuruh aku memenggal leher
Hafsha, akan kupenggal."
 
Sekali ini Nabi memberi izin dan Umar pun masuk. Bila ia
sudah duduk dan membuang pandang ke sekeliling tempat itu,
ia menangis.
 
"Apa yang membuat engkau menangis, Ibn'l-Khattab?" tanya
Muhammad.
 
Yang membuatnya menangis ialah melihat tikar tempat Nabi
berbaring itu sampai membekas di rusuknya, dan bilik sempit
yang tiada berisi apa-apa selain segenggam gandum,
kacang-kacangan5 dan kulit yg digantungkan.
 
Setelah oleh Umar disebutkan apa yang telah menyebabkannya
menangis itu dan Nabi mengatakan perlunya meninggalkan
kehidupan duniawi, ia pun mulai kembali tenang.
 
Kemudian kata Umar:
 
"Rasulullah, apa yang menyebabkan tuan tersinggung karena
para isteri itu. Kalau mereka itu tuan ceraikan, niscaya
Tuhan di sampingmu, demikian juga para malaikat - Jibril dan
Mikail - juga saya, Abu Bakr, dan semua orang-orang beriman
berada di pihakmu."
 
Kemudian ia terus bicara dengan Nabi sehingga bayangan
kemarahannya berangsur hilang dari wajahnya dan ia pun
tertawa. Setelah Umar melihat hal ini lalu diceritakannya
keadaan Muslimin yang di mesjid serta apa yang mereka
katakan, bahwa Nabi telah menceraikan isteri-isterinya.
Dengan adanya keterangan dari Nabi bahwa ia tidak
menceraikan mereka, ia minta ijin akan mengumumkan hal ini
kepada orang-orang yang sekarang masih tinggal di mesjid
menunggu.
 
Ia pergi ke mesjid, dan dengan suara keras ia berkata kepada
mereka: "Rasulullah - s.a.w. - tidak menceraikan isterinya."
Sehubungan dengan peristiwa inilah ayat-ayat suci ini turun:
 
"Wahai Nabi! Mengapa engkau mengharamkan sesuatu yang oleh
Tuhan dihalalkan untukmu; hanya karena engkau ingin memenuhi
segala yang disenangi para isterimu? Dan Allah jua Maha
Pengampun dan Penyayang. Tuhan telah mewajibkan kamu
melepaskan sumpah kamu itu. Dan Tuhan jua Pelindungmu, Dia
mengetahui dan Bijaksana."
 
Tatkala Nabi membisikkan cerita itu kepada salah seorang
isterinya, maka bila ia (isteri) itu mengumumkan hal
tersebut dan Tuhan mengungkapkan hal itu kepadanya, sebagian
diterangkannya dan yang sebagian lagi tidak. Bila hal itu
kemudian disampaikan kepada isterinya, ia bertanya: "Siapa
yang mengatakan itu kepadamu?" Ia menjawab:
 
"Yang mengatakan itu kepadaku Allah Yang Maha mengetahui.
Kalau kamu berdua mau bertaubat kepada Allah maka hatimu
sudah sudi menerima. Tetapi kalau kamu berdua bantu-membantu
menyusahkannya, maka Tuhanlah Pelindungnya; demikian juga
Jibril dan setiap orang baik-baik di kalangan orang-orang
beriman; di samping itu para malaikat juga jadi penolongnya.
Jika ia menceraikan kamu, boleh jadi Tuhan memberi ganti
kepadanya dengan isteri-isteri yang lebih baik daripada kamu
- yang berserah diri, yang beriman, berbakti dan bertaubat,
yang rendah hati beribadat dan berpuasa, janda-janda atau
perawan." (Qur'an, 66: 1-5)
 
Dengan demikian peristiwa itu selesai. Isteri-isteri Nabi
kembali sadar, dan dia pun kembali kepada mereka setelah
mereka benar-benar bertaubat, menjadi manusia yang rendah
hati beribadat dan beriman. Kehidupan rumahtangganya
sekarang kembali tenang, yang memang demikian diperlukan
oleh setiap manusia yang sedang melaksanakan suatu beban
besar yang ditugaskan kepadanya.
 
Apa yang sudah saya ceritakan tentang Muhammad yang sudah
meninggalkan isteri-isterinya dan menyuruh mereka supaya
memilih, peristiwa-peristiwa yang terjadi sebelum dan
sesudah ditinggalkan serta beberapa kejadian yang sebelum
itu dan akibatnya, menurut hemat saya itulah cerita yang
sebenarnya mengenai sejarah kejadian ini. Cerita ini saling
menguatkan satu sama lain, seperti yang ada dalam
kitab-kitab tafsir dan kitab-kitab hadis. Demikian juga
adanya keterangan-keterangan di sana-sini mengenai diri
Muhammad dan isteri-isterinya dalam pelbagai buku biografi
itu. Sungguhpun begitu tiada sebuah juga buku-buku sejarah
itu yang membawa peristiwa ini atau mengemukakan
peristiwa-peristiwa sebelumnya serta kesimpulan-kesimpulan
yang diambilnya seperti yang saya kemukakan dalam buku ini.
Dalam menghadapi kejadian seperti ini oleh buku-buku sejarah
Nabi itu kebanyakan dilewati begitu saja tanpa ditelaah
lebih lanjut; seolah-olah ini dilihatnya sebagai barang yang
kesat dipegang dan takut sekali mendekatinya. Ada lagi yang
menelaah soal madu dan maghafir, tanpa sepatah kata juga
menyebut-nyebut soal Hafsha dan Maria.
 
Sebaliknya oleh pihak Orientalis - soal Hafsha dan Maria,
soal Hafsha yang membuka rahasia kepada Aisyah - hal yang
dijanjikan kepada Nabi akan dirahasiakan - dijadikannya
pangkal sebab semua kejadian itu. Dengan demikian mereka
berusaha hendak menambah hal-hal baru untuk meyakinkan
pembacanya tentang diri Nabi, bahwa dia laki-laki yang
senang kepada wanita dengan cara yang tidak bersih. Menurut
hemat saya, penulis-penulis sejarah dari kalangan Muslimin
sendiri tidak punya alasan akan mengabaikan
kejadian-kejadian ini dengan segala artinya yang sangat
dalam itu seperti sudah sebagian kita kemukakan soalnya.
Sedang pihak Orientalis, yang dalam hal ini sudah
terpengaruh oleh nafsu ke-kristenannya, mereka sudah
menyalahi cara-cara penelitian sejarah. Terhadap siapa pun
lepas dari orang besar seperti Muhammad - kritik sejarah
yang murni tidak dapat menerima bahwa pengungkapan Hafsha
kepada Aisyah karena ia telah menemui suaminya dalam
rumahnya dengan hamba sahayanya yang sudah menjadi haknya
itu dan dengan demikian ia halal baginya - akan dijadikan
suatu sebab kenapa Muhammad sampai meninggalkan semua isteri
selama sebulan penuh, serta mengancam mereka semua akan
diceraikan. Juga kritik sejarah yang murni tidak dapat
menerima bahwa cerita madu itu telah juga dijadikan sebab
adanya perpisahan dan ancaman itu.
 
Apabila orang itu orang besar seperti Muhammad, lemah-lembut
seperti Muhammad, berlapang dada, tahan menderita, orang
berwatak dengan segala sifat-sifat yang ada pada Muhammad,
yang sudah sepakat diakui pula oleh semua penulis sejarah
hidupnya, maka menggambarkan salah satu dari kedua peristiwa
itu an sich sebagai sebab ia memisahkan diri dan mengancam
hendak menceraikan isteri, adalah suatu hal yang
kebalikannya, jauh daripada suatu cara kritik sejarah.
Sebaliknya, kritik yang akan dapat diterima orang dan
sejalan pula dengan logika sejarah ialah apabila
peristiwa-peristiwa itu mengikuti jejak yang sebenarnya,
yang akan membawa kepada kesimpulankesimpulan yang sudah
pasti tidak bisa lain akan ke sana. Maka dengan demikian ia
akan menjadi masalah biasa, masuk akal dan secara ilmiah
dapat diterima. Dan apa yang sudah kita lakukan ini menurut
hemat saya adalah langkah yang wajar dalam peristiwa itu,
yakni yang sesuai dengan kebijaksanaan Muhammad, dengan
segala kebesarannya, keteguhan hati serta pandangannya yang
jauh.
 
Ada beberapa Orientalis yang juga bicara tentang ayat-ayat
yang turun pada permulaan Surah At-Tahrim (66) seperti yang
sudah saya kutip itu. Disebutkannya bahwa semua kitab-kitab
suci di Timur tidak ada yang menyebut-nyebut peristiwa
rumahtangga dengan cara semacam itu.
 
Rasanya tidak perlu kita mengatakan lagi apa yang tersebut
dalam kitab-kitab suci itu semua - termasuk Qur'an di
antaranya tentang masyarakat Lut dengan segala cacat mereka,
di samping bagaimana mereka mendebat dua malaikat tamu Lut
itu serta tentang apa yang disebutkan dalam kitab-kitab suci
itu tentang isteri Lut, dan bahwa dia termasuk orang yang
tertinggal di belakang. Bahkan Taurat (Perjanjian Lama)
membawa cerita tentang Lut dan dua anaknya yang perempuan
ketika mereka memberikan minuman anggur kepada bapanya
sehingga dua malam berturut-turut ia mabuk, dengan maksud
supaya dapat berseketiduran dengan anak itu masing-masing
dan dengan demikian supaya beroleh keturunan, karena
dikuatirkan keluarga Lut kelak akan punah, setelah Tuhan
menurunkan bencana kepada mereka itu. Sebabnya maka semua
kitab suci membuat kisah-kisah para rasul serta apa yang
mereka lakukan dan segala apa yang terjadi, ialah sebagai
suri teladan bagi umat manusia.
 
Banyak sekali kisah-kisah demikian dalam Qur'an. Tuhan
menyampaikan kisah-kisah yang baik sekali kepada Rasul.
Sedang Qur'an bukan hanya diturunkan kepada Muhammad,
melainkan kepada seluruh umat manusia. Muhammad adalah
seorang nabi dan seorang rasul, sebelum dia pun telah banyak
rasul-rasul lain yang dibawakan kisahnya dalam Qur'an. Kalau
Qur'an menyampaikan berita-berita tentang Muhammad dan
menyangkut pula kehidupan pribadinya yang perlu menjadi
contoh buat kaum Muslimin dan teladan yang baik pula, serta
memberi isyarat tentang arti dalam tindakan dan
kebijaksanaannya itu, maka kisah-kisah para nabi yang
terdapat dalam Qur'an itu samasekali tidak berarti keluar
daripada apa yang terdapat dalam kitab-kitab suci lain.
Apabila kita mengatakan, bahwa masalah Muhammad meninggalkan
isterinya itu bukan sebab yang berdiri sendiri di samping
sebab-sebab lain yang telah menimbulkan cerita itu, juga
bukan karena Hafsha bercerita kepada Aisyah apa yang
dilakukan Muhammad dengan Maria - suatu hal yang memang
patut dilakukan oleh setiap laki-laki terhadap isterinya
atau siapa saja yang menjadi miliknya yang sah - orang akan
melihat, bahwa tinjauan yang dikemukakan oleh beberapa
Orientalis itu, dari segi kritik sejarah samasekali tidak
dapat dibenarkan, juga tidak pula sejalan dengan apa yang
ada dalam kitab-kitab suci sehubungan dengan kisah-kisah dan
kehidupan para nabi itu.
 
Catatan kaki:
 
1 Ka'b ibn Zuhair seorang penyair kenamaan hidup dalam masa
paganisma dan Islam. Ayahnya, Zuhair b. Abi Sulma, salah
seorang penyair Mu'allaqat (lihat halaman 63 jilid satu).
Sajak ini panjang, dan terkenal sekali, dimulai dengan
melukiskan kekasihnya, Su'ad. Kemudian dilukiskannya betapa
kagumnya ia kepada Rasul, yang baru dijumpainya itu, karena
telah memaafkannya. Padahal sebelum itu, dengan
sajak-sajaknya ia mengejek dan memaki-makinya. Di samping
itu Rasul bahkan membuka mantelnya (burda) dan dibenkannya
kepada Ka'b. Serangkum puisi yang indah ini sebenarnya hidup
sampai sekarang dengan beberapa adaptasi, antara lain
melalui Bushiri (lihat halaman xxiii) dan penyair Ahmad
Syauqi (1868-1932), penyair Mesir kenamaan, dan yang juga
dijadikan tema dalam beberapa komposisi musik Mesir
kontemporer (A).
2 Diberi julukan demikian, konon karena dia terkenal sebagai
penunggang kuda yang mahir. Dia juga penyair, orator,
pemberani dan pemurah (A).
3 Demikian menurut Muslim, tapi berlainan dengan Tabari,
yang memaparkan isteri-isteri Umar yang bernama Bint
Kharija, dan dalam (Ruh'l-Ma'ani: 'kalau tuan melihat Bint
Zaid É' dst.
4 Maghafir jamak mighfar, ialah getah yang dihasilkan dari
pohon 'urfut, rasanya manis dan baunya tidak sedap. 'Urfut
sebangsa pohon paku yang mengeluarkan getah berbau tidak
sedap, yang bila diisap oleh lebah menghasilkan madu yang
sama baunya. (LA) TerJemahannya yang persis dalam kata
Indonesia belum tersua. Mungkin pohon ini termasuk jenis
paku atau akasia (A).
5 qaraz kacang-kacangan dari sejenis pohon paku (acacia
nilotica?) (A).


Lading_Emas

No comments:

~*~ Related Posts Plugin for WordPress, Blogger... ~*~